Di Ruang Ini
Di ruang ini
Kita tiba-tiba
Menjadi asing
Dalam dunia sendiri-sendiri
Gurau tawa dan senyum menyapa
Tiba-tiba mati di ruang terbuka
Di ruang ini
Segala-galanya membeku
Kita tidak lagi bisa berkata-kata
Pada pena mewarna segala
Di atas helai-helai impian
Kita titip mimpi melayar usia.
Kita sangkutkan harapan menggunung cita
Di ruang ini
Wajah-wajah pelbagai warna
Kepala-kepala tunduk khusyuk di puncak usaha
Seribu rasa berbaur curiga
Seribu tumpu merungkai minda
Seribu cemas berbalut kecewa
Seribu kesal membalut alpa
Di ruang ini
Di penjurunya seribu cerita
Sejuta warna
Antara sanjungan dan puji melata
Antara sendu kecewa atau tawa melela
Antara kepuasan
Atau
Kekesalan melarat sengsara
Nukilan
Omar Ahmad
GURU TUA
Guru tua
Ia masih bisa tersenyum
Menyambut salam anak muridnya
Dalam parau suaranya
Yang tersekat-sekat
di kerongkong tua
Sambil menghela sisa-sisa nafas
Yang dihabiskan
Ketika meniti anak-anak tangga
Sambil mengepit nota-nota
Dan buku latihan
Yang masih disemaknya
Ketika sang isteri
Sudah lena dibuai mimpi
Guru tua
Ia masih di situ
Melontarkan ilmu tak pernah jemu
antara memutih uban di kepala
antara tebal cermin di mata
antara berdiri yang tidak sekukuh dulu
antara kapur, nota dan computer
antara senyum, tangis dan tawa
ribuan anak didik
yang kini berjaya
menjadi pemimpin
yang disanjung
yang dipuja
Guru tua
kasih dicurahnya berbaki tiada
biar tak pernah orang bertanya
ia masih ditakuk lama
hanya kerana
tak lulus periksa
-Omar bin Ahmad
Ketika Sendirian
Ketika sendirian
Kita seringkali menyedari
Betapa jauhnya kita
Dari diri sendiri
Kita saling tidak memahami
Kerana kita tidak pernah peduli
Antara nafsu membatasi iman
Antara alpa membatasi sedar
Antara akal membatasi rasa
Ketika sendirian
Kita seringkali
Menjadi perindu
Pada jejak-jejak semalam
Yang kita tinggalkan
Dengan Lumpur, debu dan pasir
Yang terpalit di kaki
Ketika kita menyusuri
lembah dan lurah
Bukit dan bukau
namun
kita harungi jua
bagai tiada kuasa
untuk kita melihat ke belakang
pada deru ombak
pada karang
pada bayu yang mesra menyapa
dan keputihan pantai
ketika berlabuh
dari satu perjalanan yang panjang
ketika sendirian
kita mula menyedari
bahawa kita
seringkali
tidak memperduli
Nukilan’
Omar Ahmad
No comments:
Post a Comment